Pengertian dan Contoh Teks Resensi
Teks Resensi
Resensi berasal dari bahasa Belanda resentie dan bahasa Latni recensio, recensere atau juga revidere yang artinya mengulas kembali. Teks resensi berarti teks yang berisi ulasan dan penilaian terhadap kelebihan dan kekurangan suatu karya. Karya yang dapat diresensi dapat berupa buku ilmiah, novel, cerpen, film, dan lain-lain. Teks resensi berisi gambaran umum terhadap sutau karya sehingga dapat bermanfaat sebagai sarana pertimbangan bagi penikmat karya tersebut. Teks ini juga dapat menjadi ajang promosi suatu karya baru. Selain itu, teks resensi juga bermanfaat sebagai sarana untuk mengembangkan kreativitas menulis bagi individu. Berikut contoh teks resensi!
Contoh Teks Resensi
Oleh: RNU
Harapan yang Tak Sampai
I. Identitas Buku
Judul :
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Penulis :
HAMKA
Jumlah halaman : x
+ 214
Jenis buku :
Fiksi
Penerbit :
PT Bulan Bintang
Bulan,
tahun terbit : Jumadil Awal 1423 H /
Juli 2002, cetakan ke-26
II. Orientasi
Biografi Penulis
Seorang pengarang sekaligus ulama
terkenal asal Minangkabau bernama H. Abdul Malik Karim Amrullah atau yang lebih dikenal dengan
singkatan nama HAMKA lahir pada 14 Muharam 1326 H atau pada tanggal 17 Febuari
1908. Beliau dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang taat beragama. Beliau
termasuk penulis yang produktif dengan beberapa karyanya yang dalam berbagai
dimensi seperti sejarah, filsafat, tasawuf, politik, akhlak, tafsir, hingga
sastra di antaranya, “Di Bawah Lindungan Ka’bah” , “Kisah Nabi-Nabi” , “Merantau
ke Deli” , dan yang juga yang sangat terkenal yaitu “Tenggelamnya Kapal Van Der
Wijck”.
Karya sastranya yang
berjudul Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck ini ditulisnya saat usianya 31 tahun
(1938 M) yang disusun dan dimuat berturut-turut dalam majalah yang dipimpinnya,
Pedoman Masyarakat. Karyanya kemudian
diterbitkan menjadi buku oleh M. Syarkawi pertama kali pada tahun 1939. Pada
mulanya beliau mendapat tantangan keras khususnya yang dari kalangan agama.
Namun, keindahan alur cerita yang mempengaruhi jiwa dan kesadaran orang perlunya
kesenian, tak lama berselang akhirnya pada 1949 dicetak kembali oleh M.
Syarkawi kemudian diteruskan oleh berbagai penerbit hingga saat ini.
Sinopsis
Berkisah mengenai percintaan seorang
pemuda dengan seorang gadis cantik di sebuah negeri beradat Minangkabau yang
tepatnya di Batipuh, Padang Panjang. Namun, hubungan keduanya terhalangi sebab
adat yang mengekang saat itu yang pepatahnya menyebutkan ndak lekang dek panas, ndak lapuk dek hujan. Hubungan mereka tidak
dapat dilanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu jenjang pernikahan
disebabkan sistem adat di Minangkabau yang menganut sistem matrilineal. Sedangkan
si pemuda, ayahnya orang minang yang terbuang karena telah membunuh mamaknya,
Datuk Mantari lantaran kedzaliman datuknya tersebut, hingga akhirnya ia sampai
di Mengkasar dan beristri orang bugis yang menganut sistem patrilineal.
Hal ini menyebabkan si pemuda yang
bernama Zainudin, menjadi orang asing di tanah kelahiran ayahnya maupun ibunya.
Kisah hidupnya yang banyak cobaan dan penderitaan telah dimulai sejak kecil karena
telah menjadi yatim piatu itu uterus berlanjut. Hingga lamarannya kepada gadis
tersebut yang bernama Hayati yang disampaikannya melalui surat kepada ninik
mamaknya yang datang dua hari setelah pihak Aziz, kakak sahabat Hayati, ditolak
lantaran ia orang asing yang tak bersuku dan lebih memilih Aziz yang orang
minang tulen, kaya, beradat, dan berlembaga.
Keadaan yang dialami Zainudin semakin
diperparah setelah mendapat pernyataan Hayati bahwa keputusan tersebut tidak
hanya oleh ninik mamaknya, tetapi juga dari dirinya sendiri. Kondisi tersebut
membuat pemuda tersebut semakin menambah kesedihan dan penderitaannya.Tak lama
setelah keterpurukan yang dialaminya, ia lalu bangkit hingga kemudian menjadi
pengarang terkenal setelah merantau dengan bang Muluk, sahabat setianya dan
anak dari ibu angkatnya saat tinggal di Padang Panjang menuntut ilmu.
Cerita terus berjalan dengan berbagai
konflik yang mengiringi dan sangat menyentuh pada jiwa. Kesempatan untuk
bersatunya dengan sah kedua insan yang saling rindu tersebut tidak diambil
lantaran pergolakan jiwa yang sangat kuat pada diri seorang insan. Sampai
akhirnya peristiwa mengerikan terjadi sehingga hanya tertinggal penyesalan dan
menimbulkan penyakit rindu, hingga Zainudin akhirnya semakin lemah oleh harapan bersama Hayati dan meninggal
setahun setelah Hayati yang terlebih dahulu.
III. Analisis
Pada karya sastra Hamka yang berjenis
roman ini bertemakan tentang percintaan. Hal ini dapat kita lihat dari konflik
yang mengiringi alur cerita terkait hubungan kasih yang tak sampai antara Zainudin dan Hayati dan perasaan
saling cinta mereka hingga sampainya kematian. Cerita berlatar di negeri Minangkabau
tempat awal kisah cinta bermulai. Selain itu di Mengkasar yang tempat di mana
Pandekar Sutan, ayah Zainudin terbuang, hingga di Jawa tepatnya di Surabaya
yang mana Zainudin akhirnya terkenal menjadi pengarang di sana.
Sudut pandang, tokoh dan penokohan
Hamka menggunakan sudut pandang orang
ketiga serba tahu dalam cerita ini. Pengarang menyebutkan nama tokoh dalam
menceritakan kisahnya. Kejadian-kejadian yang dialami tokoh hingga perasaan
tokoh dapat diketahui dan diceritakan oleh pengarang.
Berikut beberapa tokoh dan
penokohannya.
·
Tokoh utamanya :
§
Zainudin dengan
karakter penyabar, setia, baik budi pekertinya, sering peiba hati, mudah rapuh,
serta keras kepala seperti ketika ia
bersikukuh terhadap keputusannya untuk hanya bersahabat dengan Hayati setelah
bercerainya dengan Aziz.
§
Hayati, seorang
yang baik, lembut, penyayang, memiliki belas kasihan, dan agak mudah
terepengaruh sesuatu seperti saat perkataan Khadijah agar jangan hidup dalam
angan-angan dan pentingnya harta yang membuatnya bimbang dan tidak jadi menikah
dengan Zainudin.
·
Tokoh pendukung :
§
Pandekar Sutan,
ayah Zainudin, berwatak setia, pendiam, pemenung, gagah berani. Ia telah
membunuh Datuk Mantari yang dirasanya telah dzalim kepadanya.
§
Daeng Habibah,
ibunya Zainudin, seorang anak raja dan keturunan bangsawan, penyabar, lemah
lembut. Kesabarannya membingbing Pandekar Sutan untuk taat beribadah dan dekat
kepada Tuhan.
§
Mak Base, ibu
angkat Zainudin sepeninggalnya kedua orangtuanya di Mengkasar. Karakternya
seorang yang setia, baik hati, pekerja keras seperti mampu memperniagakan uang
warisan ayah Zainudin untuk penghidupan Zainudin.
§
Datuk Panduka
Emas, kakek Zainudin dari pihak ayah. Dia seorang yang menjunjung tinggi adat
dan tidak menunjukan rasa simpati kepada Zainudin.
§
Ahmad, adiknya
Hayati, bersifat penurut, baik yang menuruti perintah kakanya saat disuruh
menemaninya saat bertemu Zainudin atau pergi mengantarkan surat.
§
Khadijah, sahabat
Hayati, yang setia membaca surau-surat kiriman Hayati, namun lebih menyukai
kemodrenan dan melihat orang dari harta dan kedudukan.
§
Aziz, suami
Hayati, sifatnya dapat dibuat-dibuat, suka berjudi, serta juga menyukai
kemodrenan. Namun akhirnya insaf, tetapi kemudian memilih membunuh diri.
§
Mak Tengah Limah
merupakan mamak Hayati yang mengerti perasaan hayati dan juga menghargai
perasaan Zainudin
§ Muluk, sahabat Zainudi yang setia menemaninya
meranatu hingga sukses, suka memotovasi Zainudin, pandai bergaul terbukti dari
terbentuknya Klub Anak Sumatera di Surabaya.
Amanat yang
terdapat dalam novel ini di antaranya mengingatkan akan pentingnya menuntut
ilmu agama maupun ilmu umum. dapat dilihat dari tindakan Zainudin untuk
merantau ke Padang untuk menuntut ilmu. Selain itu, agar mengambil keputusn
secara musyawarah mufakat. Lalu, agar jangan melihat orang berdasarkan harta
dan kedudukannya karena bisa jadi orang tersebut lebih baik suatu saat. Amanat
yang laninnya yaitu menghindari sikap pendedam yang hanya akan membawa sengsara
korbannya.
Nilai-nilai
yang terkandung dalam novel ini diantaranay niali adat yaitu Mamak di
Minagkabau mempunyai peran penting terhadap kemenekannya hingga masalah
perkawinan; sistem keturunan di Minangkabau yaitu matrilineal. Nilai
selanjutnya yaitu nilai pendidikan, agar semangat dalam menuntut ilmu meski
harus merantau untuk mrndapatkannya. Lalu nilai sosial, agar saling menghargai
dan tolong menolong dalam pergaulan bermasyarakat. Kemudian nilai moral
diantaranya kejujuran, amanat seperti Mak Base dalam menjalankan wasiat ayahnya
Zainudin untuk mengasuh Zainudin, kesetiaan kepada sahabat dalam kebaikan.
Selain itu, nilai agama, agar tidak lupa untuk selalu beribadah dan melibatkan
segala aktifitas tindakan dengan Allah SWT seperti yang dilakukan Zainudin
mengingatkan Hayati agar berbusana menutup aurat seperti yang disyaria’atkan dalam
agama.
IV. Evaluasi
Kelebihan
Penggunaan alur cerita sang dt menarik
dan penuh dramatis yang sangat menyentuh jiwa bagi yang membacanya. Pembaca
seaka-akan merasakan suasana dan perasaan tokoh yang digambarkan dalam cerita.
Selain itu, pilihan kata yang digunakan indah dan banyak berisi pepatah yang
mempunyai makna yang bagus. Buku ini mengajarkan banyak hal baik dari segi
akhlak, sosial, budaya. Sikap sabar merupakan hal yang sangat terasa dalam
novel ini dan sangat menyentuh jiwa. Selain itu, penggambaran suasana desa atau
negeri di tahun 19300-an juga terasa, sehingga pembaca seakan-akan berada di
zaman tersebut. Kelebihan lainnya yaitu buku ini sangat popular dan telah
dicetak dalam berbagai bahasa.
Kekurangan
Bahasa yang digunakan banyak bahasa Melayu
dan bahasa Minang dan terdapat beberapa kosa kata yang diketahui artinya.
Selain itu, di dalamnya juga banyak terdapat surat yang panjang yang terkadang
membosankan untuk dilihat tetapi isinya bagus. Selain itu, sebagai orang yang
taat beragama ada bagian cerita yang kurang bagus seperti perasaan cinta yang terkesan
berlebihan meskipun masih mengingat Allah SWT dalam hal tersebut. Cover pada
cetakan ke-26 kurang menarik hanya menampakan kesan laut saja sehingga terkesan
polos. Selain itu, buku kurang kuat lemnya sehingga mudah lepas dan halaman buku menjadi mudah terlepas.
V.
Rekomendasi
Buku ini sangat disarankan untuk
dibaca karena terdapat banyak pelajaran yang dapat diambil. Alur cerita dan
penggunan bahasanya sangat menyentuh jiwa. Kita dapat mengabil hikmah-hikmah
yang dapat diambil dari kisah tersebut. Harga buku juga tidak terlalu mahal
jika dibandingkan dengan kualitas isi dan keuntungan yang didapat dari
membacanya. Buku ini mengajarkan kita dapat bersiakp sabar dalam segala hal.
P.s: contoh teks resensi tersebut hanya sebagai rujukan dalam menulis sebuah teks resensi. Bagi yang ingin menulis teks resensi terus semangat mencoba!
Komentar
Posting Komentar